Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyebutkan, negara Indonesia waktu ini lagi tengah diuji dalam soal berdemokrasi. Menurut dia, orang-orang Indonesia waktu ini lagi tengah khawatir memandang keadaan politik, dimana ke dua pasangan capres serta cawapres mengklaim memenangkan nada rakyat pada Pilpres 2014 dari hasil kalkulasi cepat beberapa instansi survey.
" Saat ini kita diuji lagi dalam rencana memperkuat demokrasi menuju yg lebih kuat. Apakah kita dapat melampaui dengan baik? Andaikata dapat maka negara kita tidak cuma negara demokrasi paling besar, tetapi juga negara yg telah masuk substansi demokrasi yg utuh, " kata Moeldoko di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2014) malam.
Sebab itu dirinya sendiri mengajak seluruhnya pihak biar dapat menuju demokrasi yg sehat, dimana tdk merugikan orang-orang atau pihak lain dalam meraihnya. Ia beri tambahan, pencapaian demokrasi mesti juga meraih stabilitas keamanan negara dalam soal apapun, terhitung keamanan biar negara dapat kuat.
" Maka saya dapat ingatkan kembali pertalian demokrasi dengan kestabilan negara, dimana cuma mengidamkan demokrasi tetapi tdk pikirkan kestabilan, maka negara itu dapat jatuh. Ini yg berlangsung di Irak, Mesir serta Suriah, " katanya.
Buat dapat meraih demokrasi yg baik dan kestabilan negara yg baik, Moeldoko mengingatkan sekali lagi biar seluruhnya pihak punyai kesadaran diri, yaitu meraih demokrasi dengan beberapa cara yg baik.
" Buat tersebut saya mengingatkan, mari kita kawal sistem demokrasi (pilpres) ini saling bersama, tetapi di segi lain kita seluruhnya serta saya mendukung membuat kestabilan yg dinamis. Percayakan suatu negara yg tidak punyai kestabilan, negara itu riskan dari semuanya, " ujarnya.
Lebih jauh ia mengemukakan, dalam perjalanan meraih demokrasi nyaris tetap ada perbuatan anarkis. Menurut dia, banyak persoalan yg mengatasnamakan demokrasi tetapi berbuat anarkis yg merugikan pihak lain.
" Membedakan demokrasi serta anarkis itu amat tidak tebal, dengan dalil demokrasi rangkaian orang jalankan suatu hal meskipun sebenarnya telah anarkis. Kita sebentar lagi hadapi turbulensi, seandainya kita naik pesawat ada guncangan sedikit. Karena itu seluruhnya mesti punyai kesadaran berbarengan untuk mengawal demokrasi serta membuat kestabilan keadaan, " tandas Moeldoko
" Saat ini kita diuji lagi dalam rencana memperkuat demokrasi menuju yg lebih kuat. Apakah kita dapat melampaui dengan baik? Andaikata dapat maka negara kita tidak cuma negara demokrasi paling besar, tetapi juga negara yg telah masuk substansi demokrasi yg utuh, " kata Moeldoko di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2014) malam.
Sebab itu dirinya sendiri mengajak seluruhnya pihak biar dapat menuju demokrasi yg sehat, dimana tdk merugikan orang-orang atau pihak lain dalam meraihnya. Ia beri tambahan, pencapaian demokrasi mesti juga meraih stabilitas keamanan negara dalam soal apapun, terhitung keamanan biar negara dapat kuat.
" Maka saya dapat ingatkan kembali pertalian demokrasi dengan kestabilan negara, dimana cuma mengidamkan demokrasi tetapi tdk pikirkan kestabilan, maka negara itu dapat jatuh. Ini yg berlangsung di Irak, Mesir serta Suriah, " katanya.
Buat dapat meraih demokrasi yg baik dan kestabilan negara yg baik, Moeldoko mengingatkan sekali lagi biar seluruhnya pihak punyai kesadaran diri, yaitu meraih demokrasi dengan beberapa cara yg baik.
" Buat tersebut saya mengingatkan, mari kita kawal sistem demokrasi (pilpres) ini saling bersama, tetapi di segi lain kita seluruhnya serta saya mendukung membuat kestabilan yg dinamis. Percayakan suatu negara yg tidak punyai kestabilan, negara itu riskan dari semuanya, " ujarnya.
Lebih jauh ia mengemukakan, dalam perjalanan meraih demokrasi nyaris tetap ada perbuatan anarkis. Menurut dia, banyak persoalan yg mengatasnamakan demokrasi tetapi berbuat anarkis yg merugikan pihak lain.
" Membedakan demokrasi serta anarkis itu amat tidak tebal, dengan dalil demokrasi rangkaian orang jalankan suatu hal meskipun sebenarnya telah anarkis. Kita sebentar lagi hadapi turbulensi, seandainya kita naik pesawat ada guncangan sedikit. Karena itu seluruhnya mesti punyai kesadaran berbarengan untuk mengawal demokrasi serta membuat kestabilan keadaan, " tandas Moeldoko